Wanita dengan PCOS

  • Saturday, November 05, 2016
  • By Amelia Pratami
  • 8 Comments

Kali ini saya ingin bercerita kekhawatiran yang sedikit banyak mengusik pikiran saya sekitar beberapa tahun yang lalu, perihal kesehatan reproduksi dan hormon yang ada di tubuh saya.

Saya mendapatkan haid pertama di kelas 5 SD, sekitar umur 11 tahun. Pada masa-masa haid pertama, memang haid saya belum lancar dan kata Mama itu sangat wajar. Beberapa tahun kemudian di masa SMP dan SMA haid saya lancar setiap bulan seperti wanita pada umumnya. Saya yang notabene *selebor* paling malas kalau sudah haid. Karena nyeri haid yang kadang sampai buat meringis hingga haid yang kemana-mana karena saking selebornya. Saya bahkan pernah  tiga kali ganti pembalut dalam kurun waktu satu jam karena pembalut yang mengkerut tidak diposisinya.

Hingga akhirnya cerita bermula saat masa-masa kuliah di tahun 2008. Haid saya mulai tidak teratur datangnya tanpa sebab yang jelas. Ibarat kata iklan, terlambat datang bulan.  Saat itu saya yang sedang asyik-asyiknya menjalani masa muda tidak terlalu khawatir dengan haid yang tidak teratur. Saya sering sekali mendapati haid dua hingga enam bulan lamanya dari hari pertama haid terakhir. Saat itu, saya malah senang karena tidak perlu merasakan nyeri haid dihari pertama dan tidak perlu repot membersihkan haid yang kadang tembus kesana kesini.


Efek dari terlambatnya haid sebenarnya tidak terlalu terasa ditubuh saya. Badan saya tetap segar dan aktifitas terus berjalan. Hanya saja perut saya kelihatan lebih buncit jika haid tak kunjung datang, mungkin karena haid yang numpuk kali ya? *sotoy*

Kejadian itu terus berlanjut hingga usia saya 22 tahun ditahun 2012. Saat itu saya yang sudah bekerja di rumah sakit swasta mulai aware dengan kondisi hormon ditubuh. Karena rekan kerja saya yang sudah menikah sekian lama, tidak kunjung hamil disebabkan haidnya yang tidak lancar.

Saya takut saya memiliki kista didalam rahim. Karena menurut mbah Google, kista merupakan salah satu penyebab haid tidak lancar. Dan jika dibiarkan akan semakin membesar bahkan meradang. Mau tak mau saya harus kedokter kandungan untuk memastikan apa yang membuat haid saya macet.

Dengan menimbang beberapa waktu akhirnya saya menggunakan benefit yang ditawarkan rumah sakit tempat saya bekerja untuk memeriksakan diri ke dokter specialist kandungan secara gratis. Saya sedikit merasa aneh karena saya yang belum bersuami mengunjungi dokter kandungan. Untung saat itu saya ditemani oleh rekan kerja saya sehingga tak perlu sungkan berkonsultasi dengan dokter.

Setelah menjelaskan keluhan yang saya alami, bagian perut saya di USG oleh sang Obatetrics and Gynaecology Specialist. Perut saya diberikan gel dan alat USG pun meluncur diatas perut saya. Kemudian saya ditunjukkan bahwa rahim saya bersih dari kista, Alhamdulillah. Tapi kata dokter, sel telur saya kecil-kecil sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk luruh menjadi haid.

Dan saat itu saya divonis menderita PCOS





Apa itu PCOS? Saya yang sangat awam bahkan belum pernah mendengar penyakit itu.  PCOS adalah singkatan dari Polycystic Ovarian Syndrome yang merupakan gangguan keseimbangan kadar hormonal. Sebenarnya PCOS bukan sebuah penyakit, tetapi lebih tepatnya syndrome. Syndrome yang memproduksi hormon yang ada pada pria (androgen) tetapi berlebihan ditubuh wanita. 

Jadi, jika pada wanita bukan pengidap PCOS, sel telur akan matang sesuai waktu masa subur dan luruh jika tidak dibuahi, pada wanita pengidap pcos sel telur akan memakan waktu yang lama untuk matang dikarenakan banyak hormon pria ditubuhnya.

Ciri-ciri dari penderita PCOS yaitu ; 1. Banyak bulu tumbuh ditempat yang kurang lazim untuk wanita seperti bulu kaki, kumis, bulu tangan hingga dada. 2. Haid tidak teratur. 3. Wajah berminyak dan berjerawat. 4. Biasanya wanita dengan tubuh yang gemuk. 5. Sulit hamil. 6. Rambut yang rontok secara berlebihan. 7. Kolesterol tinggi. 8. Darah tinggi.

Biasanya wanita dengan PCOS baru mengetahui syndrome tersebut saat mereka sudah menikah tapi tak kunjung memiliki keturunan. Karena sel telur yang kecil-kecil dan belum matang tersebut tidak siap untuk dibuahi.

Maka dari itu apabila semasa gadis sudah memiliki ciri-ciri seperti diatas, sudah semestinya aware dan mengantisipasinya dengan segera. Apabila bertubuh gemuk sebaiknya segera diet dan menjaga pola makan. Jika haid tidak teratur sejak masih gadis, jangan ragu untuk mengkonsultasikannya dengan dokter specialist kandungan.

Dari sekian banyak ciri-ciri tersebut, saya memliki dua ciri yang sesuai dengan kondisi tubuh saya, yaitu haid yang tidak teratur dan rambut yang rontok. Oleh dokter, saat itu saya diresepkan PIL KB untuk dikonsumsi setiap hari sebagai terapi hormon. Coba deh sis bayangkan saya yang masih gadis harus minum Pil KB.



Tapi saya turuti juga sih, saya diresepkan pil KB Diane 35 yang harus diminum setiap hari selama 21 hari di waktu yang sama. Saya harus memasang alarm agar tidak kelupaan minum pil KB tersebut. Selama 21 hari saya memang tidak mendapatkan haid sama sekali. Lalu pada hari ke 24 saya mendapatkan haid yang agak aneh bentuk, tekstur dan warnanya. Tidak seperti haid saya biasanya.

Saya kembali ke dokter untuk mengonsultasikan hasil terapinya. Lalu saya dianjurkan untuk mengonsumsi selama 6 bulan lamanya. Dibulan ke 7 jangan konsumsi dan lihat apakah haid saya akan lancar. Jika lancar maka terapinya berhasil. Jika tidak lancar lanjut mengonsumsi hingga bulan ke 8.

Saya sih sebenarnya kurang setuju dengan anjuran dokter tersebut. Karena saya takut efek samping dari mengonsumsi pil KB dengan durasi waktu yang panjang, terlebih lagi saya belum menikah. Saya malah takut rahim saya yang jadi bermasalah nantinya.

Lalu, dimasa bingung tersebut saya bergabung dengan grup PCOS Fighter di Facebook. Disana saya mendapatkan pencerahan agar tidak meneruskan konsumsi pil KB tersebut untuk terapi hormon mengingat saya yang masih gadis. Para admin dan pejuang PCOS yang rata-rata sudah menikah dan belum diberikan rezeki momongan saling menguatkan dan berbagi tips untuk memerangi PCOS ditubuh mereka.

Saya pun mengikuti tips yang ternyata sangat manjur untuk terapi hormon yang tidak teratur ini. Yaitu mengonsumsi jus 3 diva, yang terbuat dari apel hijau, tomat dan wortel masing masing sebuah, dikonsumsi setiap pagi tanpa gula dan tanpa disaring. Untuk memberikan rasa segar saya juga memberikan 1/4 buah perasan jeruk nipis dan es batu. 

Saya hentikan konsumsi diane 35 dan terapi jus 3 diva ditahun 2012 selama seminggu dipagi hari, Lalu pada bulan itu haid saya datang dengan tekstur yang seperti biasa. Saya sangat senang karena terapinya berhasil.

Di grup PCOS Fighters juga dikatakan jika Vitamin E bagus untuk hormon wanita PCOS, tapi sayangnya tidak dengan saya. Ketika saya mengkonsumsi Ever E 1x1 setiap hari, malah hormon saya berantakan lagi. Sejak saat itu saya juga hentikan untuk mengonsumsi supplement  vitamin E tambahan.




Sampai sekarang saya masih rutin minum jus 3 diva minimal sebulan tiga hingga lima kali, dan sejak saat itu haid saya lancar setiap bulan. Jikapun telat datang bulan, paling lama dua minggu sejak haid terakhir. Dapat saya katakan, saya sudah terbebas dari PCOS yang ternyata diam-diam menakutkan. 



You Might Also Like

8 comments

  1. wah mbak, sharingnya bermanfaat sekali. Makasih ya mbak, jadi aku dapat ilmunya ;)) Alhamdulillah 21 tahun hidup, haidnya Insha Allah lancar. Aku baru dengar tentang PCOS ini mbak dan teman ada yang ngalamin. Nanti aku saranin minum jus 3 diva deh.

    ReplyDelete
  2. Suka baca sharingnya. Wah ngeri ya terapinya minum pil KB. Semoga benar-benar terlepas dari PCOS ya!

    ReplyDelete
  3. saya baru tau apa itu PCOS..:) kemarin waktu ngisi seminar blogging ada salah satu peserta bulis PCOS, apaan itu artikel PCOS, dia ga jawab..malah nemu disini mak :)

    ReplyDelete
  4. kak mel sumpah aku baru tau soal ini, banyak bener berarti syndrome keterlanbatan haid ini kak. jadi dapat ilmu aku.

    ReplyDelete
  5. Yaps...aku juga begini mel. Alhamdulillah sudah teratasi dan alhamdulillah diberi keturunan walaupun harus sabar" dlu. Insyallah semua ada obat dan solusinya mel. Bagus kali ini tulisannya..semangat amel 😍

    ReplyDelete
  6. Kak maaf mau tanya ditulisan terakhir. "Jikapun telat datang bulan, paling lama 2 minggu setelah haid terakhir" bukannya minimal jarak haid terakhir ke haid selanjutnya 15 hari ya kak. Itu salah ketik atau emang haidnya kakak biasanya jaraknya gk ada 15 hari?

    ReplyDelete
  7. Kak maaf mau tanya untuk tulusan terakhir "jikapun telat datang bulan, paling lama 2 minggu sejak haid terakhir" maaf bukannya minimal jaraknya 15 hari ya kak? Apa biasanya emang jaraknya gak ada 15 hari? Mohon infonya kak🙏

    ReplyDelete